Petugas Pastikan Hewan Kurban di Blora Sehat dan Aman Dikonsumsi

0 186

Haloblora.co – Dinas Peternakan dan Perikanan (Dinnakikan) Kabupaten Blora, Jawa Tengah melakukan pemantauan dan pemeriksaan keliling ke sejumlah lokasi yang menyembelih hewan kurban pada Iduladha 1442 Hijriah, Selasa (20/7/2021)

Kepala Dinnakikan drh. Gundala Wejasena didampingi Kepala Bidang Kesehatan Hewan drh. Tejo Yuwono menandaskan secara umum kondisi ternak di Blora sehat.

“Secara umum kondisi ternak di Blora sehat. Kita sudah menerjunkan petugas di lapangan untuk memeriksa sapi kurban,” kata Gundala saat memantau penyembelihan hewan kurban di Rumah Pemotongan Hewan (RPH) Blora.

Ia menyebut, kalau ada sapi yang datang dari luar daerah diperiksa terlebih dahulu surat sehatnya.

“Kita tahunya sapi sudah di Blora.
Kalau ada sapi yang datang dari luar daerah diperiksa terlebih dahulu surat sehatnya. Karena antar daerah itu biasanya ada surat jalan dan sehat sapi,” terangnya.

Dikatakannya, kita juga kalau ada sapi dari Blora yang akan dikirim ke luar daerah misalnya ke Jakarta dan Cirebon selalu dibekali surat jalan dan Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH).

Meski dalam suasana pandemi, hewan kurban khususnya sapi yang disembelih lumayan cukup ada peningkatan.

“Dari hasil pemantauan, sapi untuk kurban relatif gemuk-gemuk dan peternak mulai maju dalam memelihara serta merawat sapi,” tambahnya.

Menurutnya, peternak sudah tahu, sapi sebelum digemukkan harus diberi obat cacing terlebih dulu sehingga cacingnya hilang.

Hanya saja, pihaknya menilai bahwa kondisi RPH Blora kurang represntative.

“Oleh sebab itu kita selalu mengusulkan pembangunan RPH yang lebih represntative, apalagi ini masuk dalam grand desain Pak Bupati,” jelasnya.

Sehingga kalau disetujui, DAK tahun depan, kalau ada pemeriksaan sapi dalam jumlah banyak bisa lebih luas dan situasinya makin baik.

Dalam kesempatan itu Kepala Bidang Kesehatan Hewan drh. Tejo Yuwono menambahkan tetap ada retribusi untuk hewan kurban.

“Untuk sapi Rp3.000,00 dan kambing Rp1.000,00 per ekor,” jelasnya.

Tejo Yuwono mengemukakan, sejumlah sentra peternakan sapi dan kambing di desa-desa sebelumnya didatangi oleh petugas.

Pemantauan dan pemeriksaan itu melibatkan mahasiswa koas Fakultas Kedokteran Hewan UGM Yogyakarta. Tim akan bertugas hingga tiga hari setelah Hari Raya Iduladha dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat.

“Saat Iduladha tim itu bertugas memeriksa daging kurban,” kata Tejo Yuwono.

Menurut Tejo Yowono, penyembelihan hewan kurban tidak harus dilakukan di RPH melainkan boleh di perumahan dan lingkungan desa/kelurahan.

“Untuk di RPH sudah ada juru sembelih hewan (Juleha) yang telah bersertifikat dari Kemenag,” jelasnya.

Untuk ternak betina yang tidak produktif boleh disembelih asalkan telah dilengkapi dengan Surat Keterangan Status Reproduksi (SKSR) sebagaimana yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2014 (Pasal 86 a dan pasal 86 b).

Surat keterangan ini dikeluarkan oleh dokter hewan atau petugas yang ditunjuk di bawah pengawasan dokter hewan.

“SKSR dapat diperoleh dari dokter hewan di Puskeswan terdekat,” katanya.

Lanjutnya, karena tidak semua hewan ternak betina muda adalah betina produktif, dan tidak hanya ternak betina tua yang tidak produktif. Namun disarankan, sebaiknya yang disembelih adalah hewan jantan.

“Maka dari itu, pemeriksaan status reproduksi oleh dokter hewan adalah hal yang wajib dilakukan untuk menentukan status reproduksi ternak,” katanya.

Sementara itu Kepala UPTD Puskeswan Dinnakikan Blora drh. Rasmiyana mengemuka dalam pemeriksaaan tadi tidak ditemukan cacing hati (Fasciola hepatica) di hati sapi.

Bersama sejumlah petugas kesehatan hewan kantor Dinnakkikan, pihaknya melakukan pemeriksaan kesehatan hewan kurban baik sebelum dan sesudah disembelih. Salah satunya dilakukan di rumah pemotongan hewan (RPH) Blora.

“Jadi kami melakukan pemeriksaan fisik luar hewan sebelum dipotong (antemortem) dan pemeriksaan bagian dalam hewan sesudah dipotong (postmortem),’’ jelasnya.

Berdasarkan pemeriksaan petugas di wilayah kecamatan dan pemantauan serta pemeriksaan langsung yang dilakukan, menurut daging hewan sapi untuk kurban relatif aman dikonsumsi.
“Pada hari pertama Iduladha 2021 ini, ada sekitar 12 ekor sapi yang disembelih di RPH Blora,” ucapnya.(RED-HB)

Leave A Reply

Your email address will not be published.