BREAKING NEWS

  • Bawaslu Blora Gelar Apel Siaga Pengawasan Pemilu Tahun 2024
  • Bantuan Kemensos RI Bersama Komisi VIII DPR RI di Desa Wisata Bangsri Jepon
  • Rasa Syukur Diterima Beasiswa KIP-K Angkatan 2023, Formadikip IAIN Kudus Gelar MARWA Bersama 450 Mahasiswa
  • Sejumlah Narasumber Berikan Pelatihan Jurnalistik Dan Pemanfaatan Medsos Di Kelurahan Tambahrejo Blora
  • Anggota Komisi IX DPR RI Edy Wuryanto Usulkan Puskesmas bisa Dampingi Mereka yang Berisiko
  • Relawan Indonesia Sejahtera Kab.Blora Beri Bantuan ke Korban Kebakaran di Tiga Desa Kec.Tunjungan
  • Di hadapan Kapolri dan Panglima TNI: Kapolda Jateng, seluruh Kapolres serta Dandim menegaskan sikap Netral dalam mengamankan Pemilu 2023-2024.
  • Pesawat Ketiga Berisikan Bantuan Kemanusiaan Bagi Warga Palestina Diberangkatkan
  • Bersama Menanti RSUD di Randublatung ,Anggota Komisi IX DPR RI Edy Wuryanto Janji Kawal DAK untuk Daerah
  • Edy Wuryanto Dorong Active Case Finding pada Kasus Monkeypox

KOMISI IX DPR RI BERSAMA BPOM BERDAYAKAN MASYARAKAT BLORA MENJADI KONSUMEN YANG CERDAS

0 62

Haloblora.co – Anggota Komisi IX DPR RI, Dr.H.Edy Wuryanto,SKp,Mkep, sedang gencar mengunjungi Kabupaten Blora untuk menyosialisasikan kiat memilih obat dan makanan yang aman.

WakiI rakyat yang mengurus terkait obat dan makanan tersebut menggadeng Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) guna mengedukasi masyarakat.

“Kami galakkan dengan berkolaborasi bersama BPOM, seusai menggelar sosialisasi obat dan makanan bersama BPOM di Puri Kelorina desa Kedungombo kecamatan Kunduran Blora pada Sabtu (04/09/2021).
Edy Wuryanto mengkiaskan sosialisasi mengenai obat sangat tepat dilakukan pada masa pandemi Covid-19.

“Karena saat pandemi ini banyak yang coba-coba membuat obat atau jamu yang katanya bisa menyembuhkan Covid-19,” ucap politisi PDIP ini.Menurut Edy Wuryanto , pandemi Covid-19 memunculkan sebuah fenomena.

Dia menjelaskan jika masyarakat kini tertarik dengan obat tradisional yang disebut-sebut meningkatkan imun untuk mencegah Covid-19.

Padahal, masyarakat diharuskan cermat sebelum memilih obat.

“Saat pandemi ini saya kira masyarakat masih terkonsentrasi terhadap obat-obatan tradisional,” ucapnya.

Dr.H.Edy Wuryanto menambahkan Saya kira Morina Organik Indonesia yang di kembangkan oleh mas Dudy ini satu inovasi yang sudah mampu menembus pasar global.Itu kita butuhkan saat seperti ini karena produk-produk Indonesia yang bisa di kelola dengan standar organik Jerman misalnya,akan mendongkrak ekonomi.Hari ini kita aja petani-petani Randublatung ada 40 petani yang saya berharap nanti di bantu oleh mas Dudy SOPnya karena mas Dudy ini kekurangan bahan baku,untuk memenuhi kebutuhan tidak hanya di Indonesia tetapi di luar negeri.Misalnya beberapa kasus didalam negeri misalnya stunting itu kan kekurangan nutrisi,dan nutrisi itu bisa dipenuhi melalui produk-produk kelor ini.Contohnya ibu hamil,melahirkan,anak usia 100 hari atau kelahiran pertama bisa aman.Dan itu sebenarnya terapinya tidak terlalu sulit.Kalau kelor ada kapsul atau produk lain bisa di berikan kepada ibu hamil sejak awal,ini akan mencegah terjadinya stunting,karena Blora termasuk yang stuntingnya tinggi di Jawa Tengah,kan ironis.Ada kelor ada produk macem-macem kok rakyatnya mengalami stuntiing ini kan hanya persoalan pengetahuan ,sikap,perilaku yang tidak pas,ini kita putus dengan bagaimanan Blora is Kelor.

Kalau orang ke Blora yang dicari adalah Kelor.Apa sih ke unggulan Blora,ya kelor selain Kayu Jati.Tentang pasar ini sangat luar biasa,Jepang,Jerman Italia,dan semua negara bahkan permintaan bahan bakunya saja ,misalnya tepung morina standar organik yang sudah lolos BPOM itu kan tinggi sekali tidak akan kehilangan pasar.Karena kalau bicara inovasi orang luar negeri itu mengandalkan herbal banyak.Melihat jamu tradisional Indonesia yang tidak mereka miliki.Dan mereka tahu kelor itu hidup hanya didaerah tropis dengan cuaca panas yang tinggi,dan Blora itu cocok.Dan mereka negara maju paham butuh nutrisi yang betul-betul herbal dan sehat,yang power nutrisi.Dan ini peluang yang ditangkap negara lain.

Sementara itu perwakilan BPOM Dra.Sandra M.P.Linthin,Apt,M.Kes Perwakilan BPOM mengatakan,” Kita melakukan sosialisai kepada masyarakat di Desa Ngawenombo sehingga mereka bisa terpapar tentang bagaimana menjadi konsumen yang cerdas,khususnya dalam mengkonsumsi makanan,obat,kemudian juga kosmetik,jamu,yang kami dapatkan bahwa diperedaran masih banyak yang beredar produk-produk yang tidak memenuhi ketentuan.
Karena ini lokasinya di MOI yang BPOM juga sudah mengawal mendapingi pelaku usaha Pak Dudy bersama para petani kita juga memberikan pencerahan kepada petani-petani sehingga mereka juga membudidaya dengan baik,karena tentu pemerikan daun-daun kelor kemudian pengeringanya,karena itu harus berstandar ,karena ini sudah memasuki pesanan bentuk MOI itu banyak yang di kirim ke Jerman dan daerah luar negeri lainya.

Tentu skalanya juga internasional sehingga petani-petani juga harus di bimbimbing,dibina dengan baik,sehingga bahan bakunya juga berkwalitas,.
Produk MOI ini sudah banyak yang mendapatkan ijin edar,dari BPOM melalui pembinaan,dan nanti juga akan membuat dalam bentuk jamu,kami akan terus melakukan pendampingan.Karena sudah banyak kosmetik juga banyak permintaan,seperti dari Turki dan sebagainya.Ketika produk dalam kemasan itu harus melalui ijin edar.Tentu akan diterbitkan oleh BPOM,ketika sarana tempat memproduksinya,bahan baku yang digunakan itu sudah memenuhi ketentuan.Artinya tidak memberikan resiko terhadap kesehatan,kemudian waktu terakhirknya di keluakan ijin edar dari BPOM berarti produk ini memang layak untuk di konsumsi.

“Harapan kami adalah masyarakat bisa menumbuhkan ekonomi kerakyatan.Dan ini sudah ada salah satu perusahaan merangkul petani-petani yang ada disini.Dan ini bisa di kembangkan lagi,bukan hanya produk makanan tetapi bisa menjadi jamu,kosmetik,karena kelor ini kandungannya banyak sekali,vitamin A,Vitamin C,Vitamin B,dan micronutrisin yang lainya sehingga bisa meninggkatkan gizi yang lebih baik,petani tidak hanya memproduksi tetapi juga mengkonsumsinya,pungkasnya.(RED-HB)

Leave A Reply

Your email address will not be published.