Haloblora.co – Kabupaten Blora mendapatkan penghargaan dari Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin karena juara 1 tingkat nasional untuk Pemberian Makanan Tambahan (PMT) bagi ibu hamil dan balita. Anggota Komisi IX DPR RI Edy Wuryanto memberkan selamat dan apresiasi kepada pemerintah daerah dan seluruh pihak yang terlibat. Menurutnya penghargaan ini harus menjadikan Blora semakin baik pada sektor kesehatan.
Penghargaan yang diserahkan pada Rabu lalu (17/5) ini diterima oleh Kepala Dinas Kesehatan Blora Edi Widayat. Yang menjadi indicator dalam penilaan lomba ini antara lain menu PMT lokaal, realisasi anggaran, data monitoring dan evaluasi, serta respon kader. “Ini kerja keras dan kerja bersama yang baik antara pemerintah sampai tataran masyarakat,” kata Edy Wuryanto.
Legiselator dari Dapil Jawa Tengah III tersebut menyatakan penghargaan ini sebagai motivasi masyarakat Blora dan pihak terkait. Salah satunya terkait penurunan tingkat stunting di kabupaten tersebut. Berdasar Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), tingkat stunting Blora cukup tinggi. Yakni 25,8 persen dari sebelumnya 21,5 persen. Artinya jumlah anak yang stunting meningkat. “Ini menjadi awal untuk terus memperbaiki apa yang sebelumnya kurang,” ujar Edy.
Politikus PDI-Perjuangan itu mengingatkan bahwa Kementerian Kesehatan telah meluncurkan petunjuk teknis (Juknis) PMT bahan pangan lokal. Artinya makanan tambahan tersebut tidak perlu jauh dari rumah dan ada di sekitar. Ini akan mempermudah masyarakat untuk mendapatkannya. Edy menyarankan agar ada sosialiasi yang masif kepada masyarakat terkait hal ini. “Ada ikan atau ayam yang masih melimpah di Blora. Manfaatkan yang ada di sekitar untuk mencukupi gizi ibu hamil dan balita,” kata Edy. Dia juga menyarankan konsumsi daun kelor yang masih banyak di Blora. Daun kelor mengandung banyak vitamin, zat besi, hingga protein nabati.
Edy berharap kepada Kepala Dinas Kesehatan Blora agar terus memantau malnutrisi. Termasuk yang overweight. Intervensi diberikan tidak hanya ketika ada kasus. Langkah preventif diperlukan dengan memastikan semua ibu hamil mendapatkan gizi yang baik. Bahkan sejak remaja, perempuan harus dipantau. Pemberan tablet penambah darah diperlukan. “Lalu ketika bayi lahir dipantau berat badan dan tinggi badan. Jangan lupa diberkan ASI minimal sampai enam bulan,” sarannya.
Tanggungjawab untuk memberikan gizi yang seimbang harus diberikan pada seluruh pihak. Misalnya suami diberikan edukasi agar tidak hanya sibuk mencar nafkah tapi juga mengerti bahan makanan apa yang dibutuhkan untuk istrinya yang sedang hamil dan menyusui. “Orang tua dan tetangga sebaiknya juga memberkan dukungan kepada ibu hamil atau yang sedang menyusui,” kata Edy. Dengan cara in diharapkan prevalensi stunting di Blora bisa turun sesua dengan target nasional, yakni 14 persen.
Penurunan stunting ini memiliki manfaat jangka panjang. Diprediksi pada 2035 Indonesia mulai mengalami bonus demografi. Yang dalam waktu dekat ini lahir, akan menjadi remaja atau dewasa muda pada tahun tersebut. Edy menyatakan dengan menurunkan angka stunting sekarang maka generasi muda di 2035 akan memiliki daya saing yang baik. “Ini untuk meningkatkan daya saing Kabupaten Blora juga,” ungkapnya.(RED-HB).